Akhirnya Bernama Tony Q Rastafara

Tony Q memulai karier musik reggaenya sejak tahun 1989 dengan grup musik Root Rock Reggae. Biasa manggung dar cafe ke cafe atau acara pentas musik yang ada di Jakarta. Setelah tergabung dengan banyak band reggae seperti Exodus dan Rastaman, akhirnya pada tahun 1994 dia membentuk grup musik yang bernama Rastafara yang menjadi cukup terkenal sebagai pengusung aliran musik reggae di Indonesia saat itu. Bersama Rastafara, Tony Q sempat merilis dua album, yaitu Rambut Gimbal (1996) dan Gue Fallin Love (1997).
Hampir semua lagu dalam album tersebut diciptakan Tony Q, dengan lirik lagu yang banyak bertema sosial, kemanusiaan, cinta dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu lagunya yang populer adalah "Rambut Gimbal", sebuah istilah untuk gaya rambut dreadlock yang kerap digunakan oleh pengikut Gerakan Rastafari, yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia yang menjadi populer karena lagu tersebut.






Rastafara saat itu dinilai berbeda dengan grup musik reggae lainnya karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik dan instrumen tradisional khas Indonesia ke dalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae negara lain seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang Sunda atau Gamelan Jawa ikut menambah warna musik dalam lagu-lagu Rastafara. Dan pada aransemen musiknya sepintas juga terlihat unsur-unsur musik Melayu, musik khas daerah Sumatera Utara atau Sumatera Barat.
Pada tahun 1997 Rastafara memutuskan untuk vakum dalam musik karena kurangnya pasar musik reggae di Indonesia. Tony Q kemudian melanjutkan kariernya dengan membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara. Tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band mendapat pemain tambahan. Tetapi kemudian tahun 2000 Tony Q memutuskan untuk memulai karier solo dengan tetap membawa nama grup musik yang telah membuatnya dikenal oleh para penggemarnya, yaitu Tony Q Rastafara.
Tahun 2000 Tony Q berhasil merilis album solonya yang pertama, Damai Dengan Cinta tanpa dinaungi Perusahaan Rekaman alias Indie. Pada album solo pertamanya ini Tony Q mulai mengalami puncak kariernya dalam musik reggae. Setelah mendengar album pertamanya tersebut, seorang profesor di bidang musik dari Canada memberikan Tony Q referensi untuk mengirimkan demo untuk ikut dalam ajang Bob Marley Festival di USA. Pihak penyelenggara festival tersebut menyukai lagu-lagu yang ada di demo tersebut dan kemudian mengundang Tony Q untuk tampil diacara yang sama pada tahun 2002. Namun keberangkatan Tony Q beserta rombongannya ke festival tersebut terpaksa batal karena mereka tidak mendapat izin visa dari Kedutaan Amerika dikarenakan alasan keamanan terkait terjadinya Peristiwa 11 September atau tragedi pengeboman gedung WTC di Amerika Serikat oleh teroris yang terjadi berdekatan dengan rencana keberangkatan Tony Q.
Tahun 2003 Tony Q Rastafara merilis album solonya yang kedua berjudul Kronologi. Lagu dalam album tersebut merupakan kumpulan dari beberapa lagu dari album-album Tony Q sebelumnya dan juga beberapa lagu yang belum sempat dirilis. Tahun 2005 Tony Q merilis album Salam Damai. Dalam album ini Tony Q mencoba menggabungkan musik reggae dengan unsur instrumen tradisional Indonesia. Dalam album tersebut terdapat lagu dengan lirik bahasa Sunda pada lagu Paris Van Java dan bahasa Jawa pada lagu Ngayogjokarto yang semakin menambah kental unsur tradisional Indonesia dalam musik reggae. 
Pada tahun 2005 lagu Pat Gulipat dari album solo pertamanya Damai Dengan Cinta masuk ke dalam album kompilasi musik Reggae Playground yang dirilis bulan Februari 2006 di bawah Rumah Produksi Putumayo World Music, sebuah label rekaman yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Menjadi perwakilan tunggal dari Asia, ini tidak hanya mendongkrak nama Tony Q Rastafara saja tetapi juga Indonesia di mata dunia, terutama ketika dunia bisa mengenali musik reggae Indonesia sendiri. Setelah upaya yang panjang dalam Industri Label Independen, Tony Q kemudian mencoba kembali untuk merilis albumnya di Major Label pada tahun 2007 dengan judul Anak Kampung. Nuansa yang terpancar dari album keenam masih memiliki kombinasi dari musik reggae dan unsur-unsur tradisional Indonesia tetapi lebih didominasi oleh lagu tema sosial, dan akhirnya menyebabkan musiknya akan lebih disukai oleh orang-orang kelas menengah rendah terutama dari luar Jakarta. Segera, penggemar Tony Q yang ekspansif tumbuh, sehingga ia memfasilitasi keinginan para penggemarnya dengan meluncurkan Fans Club yang terletak di hampir semua daerah di Indonesia dan sampai para tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.


Tahun 2009 Tony Q merilis album Presiden dalam rangka maraknya Pemilu 2009 di Indonesia. Album tersebut sepenuhnya dilakukan di Sydney Australia. Menurut Tony Q, album ini dirilis untuk memberikan wacana ke masyarakat penggemar musik reggae supaya tahu bagaimana menyikapi kondisi politik saat itu. Musik dalam album ini kembali menghadirkan unsur tradisional Indonesia seperti Kendang Sunda, Gamelan, Sitar Jawa, Tamborine bahkan Terompet Reog.



Diskografi

Tahun Nama Album Produksi
1996 Rambut Gimbal Hemagita Record
1997 Gue Falling in Love Blackboard Record
2000 Damai Dengan Cinta AK Production
2003 Kronologi Indonesia Rasta Prod
2005 Salam Damai IM Production
2007 Anak Kampung 267 Record
2009 Presiden Tony Q Prod
2010 Akustik Kurang Tambah Tony Q Prod & Talenta Prod
2012 Membentang Sayap Tony Q Prod & Talenta Prod

Prestasi

Anekdot


Komentar

Postingan Populer